Rabu, 21 Mei 2014

Surat untukmu (Ini Bukan Story)



Hari ini, ntah sudah berapa lama kita berpisah.
Jikalau dihitung, sudah berlangsung kira-kira 5 tahun.
Tapi kita sempat bertemu sesekali. Itupun kita hanya bertemu tanpa ada obrolan antara kita berdua.
Kenapa aku membuat surat ini untukmu. Mungkin dibenakmu terpikir hal itu.
Aku…
Aku sudah hampir putus asa.
Aku bahkan hampir gila sekarang. Tapi aku tetap berusaha untuk tetap terlihat seperti biasanya.
Aku ingin sekali menanyakan kabarmu. Tapi aku tak ingin hal sebaliknya ditujukan untukku.
Maaf, aku masih seperti dulu.
Aku merindukanmu. Sangat.
Bodoh. Kamu boleh menyebutku seperti itu. Aku bahkan lebih bodoh dari yang kamu kira sekarang.
Aku ingin melihat wajahmu lagi.
Walaupun tetap aku takkan berucap apa-apa di depanmu.
Tapi sungguh aku sangat ingin melihatmu. Lagi.
Alasan yang menjadi penghalangku untuk tidak menghubungimu atau mencarimu adalah keputusanku untuk berpisah denganmu. Aku yang memintamu untuk pergi. Aku yang memintamu untuk tidak menghubungiku atau menemuiku lagi. Aku. Semua aku yang memutuskan.
Sekali lagi maaf, mungkin surat ini mengganggumu.
Aktivitasmu mungkin kini padat dan kamu sibuk dengan rutinitasmu. Kamu mungkin sudah memiliki kehidupan yang lebih baik. Dan tentunya memiliki orang-orang yang selalu membahagiakanmu.
Aku mungkin hanya kisah kelam dan selembar cerita masa lalu yang sudah jauh kamu tinggalkan. Maaf kan aku mengungkit masa lalumu. Aku rasa kita sudah saling meminta maaf waktu itu.  Dan kita pun sudah sama-sama saling memaafkan bukan? Aku terlmbat menyadari semuanya. Aku terlalu egois pada dirimu, orang-orang di sekitarku, bahkan pada kehidupanku sendiri. Aku memutuskan jalan hidupku berakhir seperti ini. Aku, yang awalnya hanya menjauhimu. Perlahan-lahan menjauhi orang-orang yang berhubungan denganmu. Aku kehilangan banyak part dalam hidupku. Mungkin banyak kejadian yang orang lain sudah rasakan tapi sampai sekarang aku masih belum mengalaminya.
Kamu tentu dalam kondisi baik-baik saja kan sekarang. Karena aku selalu berharap begitu. Jangan melukai dirimu. Kamu orang yang aku asuransikan jiwanya dengan jiwaku. Ingat?
Dalam surat ini aku hanya ingin menyampaikan kalimat yang belum sempat tersampaikan padamu. Baik itu saat kita masih bersama ataupun setelah kita berpisah.
Aku mencintaimu.
Aku baru menyadari itu saat kau mencium bibirku di depan rumahku dan aku menggenggam tanganmu saat kau pergi meninggalkanku. Aku merasa seperti akan kehilanganmu saat itu. Dan rasa yang hadir setelahnya adalah rasa bahagia dan juga sakit secara bersamaan. Bahagia karena aku akhirnya mulai sepenuh hati padamu, tetapi disaat bersamaan terasa sakit karena tahu aku takkkan pernah sesuai untukmu. Aku sudah mengambil keputusan untuk akhir cerita kita dari awal. Karena itu tidak akan mungkin bisa dijalani.
Aku mencintaimu dengan cara yang berbeda.



 ~Ini bukan story. Tapi ini diary.

Kim Soo Hyun Quotes (You Who Came From The Star)







Sekarang aku tersadar..
Cinta yang ku tunggu tak kunjung datang..
Apalah arti aku menunggu bila tak ada cinta..

***